Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Ingat, tidak ada ‘benda mati’ dalam kamus Tuhan. Semua bisa bertasbih, Tetapi, kita yang tidak mampu memahami tasbih mereka. "Wa lakin la ta’lamuna tasbihahum. Kalian tidak mengetahui tasbih mereka,” demikian penegasan Allah.
Pengalaman ini banyak ditunjukkan di dalam Alquran dan hadits seperti peristiwa Khidir yang diberi ilmu ladunni (min ladunni ‘ilman) dalam surah al-Kahfi. Dengan ilmunya itu, ia memahami masa depan anak kecil yang dibunuhnya. Nabi Sulaiman bisa berkomunikasi dengan malaikat, jin, burung-burung, ikan, dan angin.
Nabi Muhammad dalam beberapa hadits dijelaskan berdialog dengan binatang (unta dan kijang), berdialog dengan mimbar tua, dan berkomunikasi dengan nabi-nabi yang hidup jauh sebelumnya. Nabi secara intensif berkomunikasi dengan Jibril dan malaikat-malaikat lainnya.
Dalam literatur tasawuf, ternyata bukan hanya para nabi yang dapat mengakses alam barzakh dengan alam mitsalnya. Para wali (auliya) dan orang-orang pilihan Tuhan pun melakukannya. Kitab Jami’ Karamat al-Auliya’ karya Syekh Yusuf bin Isma’il An-Nabhani (2 jilid) mengungkap sekitar 695 nama berkemampuan mengakses alam mitsal.
Hal itu ditandai dengan kemampuan mereka melakukan sesuatu yang bisa disebut dengan ‘perbuatan luar biasa’ (khariq li al-‘adah) atau karamah. Ternyata, banyak sekali di antara mereka yang dapat berkomunikasi aktif dengan Rasulullah, antara lain Imam Al-Ghazali dan Ibnu Arabi.
Jika Allah menghendaki, Dia memberi kemampuan kepada kekasih-Nya mengakses alam terjauh sekalipun, seperti dijelaskan dalam firman-Nya, "(Dialah) yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang memilki ‘Arasy, yang menurunkan wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat)." (QS. Al-Mu’min: 15).
Alam mitsal merupakan dambaan para pencari Tuhan (salik/murid). Namun, di sini perlu ditegaskan, jangan ada yang menjadikan alam mitsal sebagai tujuan. Mujahadah dan riyadhah semata-mata dilakukan untuk memohon ridha Allah, bukan untuk mencapai karamah atau untuk mengakses alam mitsal.
Ingat, tidak ada ‘benda mati’ dalam kamus Tuhan. Semua bisa bertasbih, Tetapi, kita yang tidak mampu memahami tasbih mereka. "Wa lakin la ta’lamuna tasbihahum. Kalian tidak mengetahui tasbih mereka,” demikian penegasan Allah.
Pengalaman ini banyak ditunjukkan di dalam Alquran dan hadits seperti peristiwa Khidir yang diberi ilmu ladunni (min ladunni ‘ilman) dalam surah al-Kahfi. Dengan ilmunya itu, ia memahami masa depan anak kecil yang dibunuhnya. Nabi Sulaiman bisa berkomunikasi dengan malaikat, jin, burung-burung, ikan, dan angin.
Nabi Muhammad dalam beberapa hadits dijelaskan berdialog dengan binatang (unta dan kijang), berdialog dengan mimbar tua, dan berkomunikasi dengan nabi-nabi yang hidup jauh sebelumnya. Nabi secara intensif berkomunikasi dengan Jibril dan malaikat-malaikat lainnya.
Dalam literatur tasawuf, ternyata bukan hanya para nabi yang dapat mengakses alam barzakh dengan alam mitsalnya. Para wali (auliya) dan orang-orang pilihan Tuhan pun melakukannya. Kitab Jami’ Karamat al-Auliya’ karya Syekh Yusuf bin Isma’il An-Nabhani (2 jilid) mengungkap sekitar 695 nama berkemampuan mengakses alam mitsal.
Hal itu ditandai dengan kemampuan mereka melakukan sesuatu yang bisa disebut dengan ‘perbuatan luar biasa’ (khariq li al-‘adah) atau karamah. Ternyata, banyak sekali di antara mereka yang dapat berkomunikasi aktif dengan Rasulullah, antara lain Imam Al-Ghazali dan Ibnu Arabi.
Jika Allah menghendaki, Dia memberi kemampuan kepada kekasih-Nya mengakses alam terjauh sekalipun, seperti dijelaskan dalam firman-Nya, "(Dialah) yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang memilki ‘Arasy, yang menurunkan wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat)." (QS. Al-Mu’min: 15).
Alam mitsal merupakan dambaan para pencari Tuhan (salik/murid). Namun, di sini perlu ditegaskan, jangan ada yang menjadikan alam mitsal sebagai tujuan. Mujahadah dan riyadhah semata-mata dilakukan untuk memohon ridha Allah, bukan untuk mencapai karamah atau untuk mengakses alam mitsal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar