Minggu, 11 Maret 2012

14 Remaja Punk Irak Dihukum Rajam Ini bagian dari kampanye milisi garis keras Syiah dalam menentang remaja bergaya punk.

Sebanyak 14 remaja meregang nyawa dalam kurun waktu tiga minggu karena dihukum rajam di Baghdad dan Sadr City, Irak. E...ksekusi mati itu adalah bagian dari kampanye milisi garis keras Syiah menentang remaja bergaya kebarat-baratan "emo", baik melalui pakaian atau rambut.

Seperti diketahui, "emo" adalah sejenis musk punk yang berkembang di Amerika Serikat. Para penggemarnya dengan penampilan khas mereka: jeans ketat, kaos berlogo tengkorak, dan potongan rambut panjang dengan ujung meruncing.

Setidaknya 14 jasad remaja dibawa ke tiga rumah sakit di timur Baghdad, dengan trauma fisik mirip, bekas dilempari dengan batu atau bata hingga tewas. Demikian diungkap salah satu sumber aparat keamanan dan pengurus rumah sakit kepada kantor berita Reuters.

Sembilan jasad dibawa ke rumah sakit di Sadr City, wilayah Syiah yang miskin. Tiga jenazah dibawa ke Rumah Sakit al-Kindi di timur Baghdad, dua lainnya ke kamar jenazah pusat.

Tak hanya korban tewas, enam remaja, termasuk dua perempuan terluka parah akibat pemukulan -- yang dikategorikan sebagai peringatan.

"Minggu lalu aku menandatangani sertifikat kematian tiga remaja. Aku menuliskan, kematian disebabkan tengkorak kepala retak," kata seorang dokter di al-Kindi kepada Reuters. "Sebuah pukulan yang sangat kuat ke kepala korban menyebabkan keretakan, menghancurkan tengkorak korban."

Di sekitar lokasi di mana perajaman terjadi, Sabtu lalu juga beredar nama-nama remaja yang jadi target pembunuhan, jika mereka tak mengubah cara berpakaian. Salah satu selebaran ditemukan di distrik Syiah, Bayaa di timur Baghdad, berisi 24 nama target.

Selebaran lain nampak di Kota Sadr City, berisi 20 nama. "Kami adalah Brigade Kemarahan. Kami memperingatkanmu, jika tidak mau kembali waras dan ke jalan yang benar, kau akan dibunuh."

Perajaman terhadap remaja "emo" diduga sebagai respon terhadap sikap Kementerian Dalam Negeri yang Irak menunjukkan perhatian khusus pada subkultur "emo" bulan lalu. Pihak kementerian juga memberi label "setan" dan memerintahkan kepolisian untuk mengambil tindakan untuk menghapusnya.

Dalam pernyataannya bulan lalu, Kementerian mengawasi penyebaran "emo" melalui sekolah-sekolah, khususnya di kalangan remaja putri. "Mereka menggunakan pakian ketat, dengan logo tengkorak. Mereka menggunakan alat sekolah berlogo tengkorak, memakai anting di hidung dan lidah. Penampilan mereka juga aneh."

Setelah kabar perajaman merebak di media Irak, Kementerian mengatakan, tak ada pembunuhan yang terkait reaksi terhadap "emo"

"Sejumlah media melaporkan berita dibuat-buat tentang fenomena "emo", tentang pembunuhan remaja dalam berbagai cara, termasuk perajaman," demikian isi pernyataan pihak kementerian. "Tak ada kasus pembunuhan tercatat atas dasar "emo". Semua kasus pembunuhan yang tercatat adalah dengan motif balas dendam, alasan kriminal sosial dan umum."

Ulama Mengutuk

Meski diduga eksekusi itu adalah perbuatan militan Syiah, ulama terkemuka Syiah, Abdul-Raheem al-Rikabi justru mengutuk perajaman tersebut. "Fenomena yang menyebar di kalangan anak muda, seharusnya ditangani melalui dialog dan cara damai, bukan dengan kekerasan fisik," kata dia.

Secara terpisah ulama Syiah di Kota Sadr, Moqtada al-Sadr mendeskripsikan remaja "emo" sebagai "gila dan bodoh". Bagaimanapun, ia menentang tindakan perajaman.

"Remaja "emo" adalah wabah dalam masyarakat muslim. Namun, siapa yang bertanggung jawab harus ditindak melalui hukum," kata dia. (ren)
Lihat Selengkapnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar